MUSICK

DVD

HARRY POTTER MOVIES

SOFTWARE

GAMES



MERAUP DOLLAR DI AWSURVEYS















ASEP UNANG FIRMANSYAH

Sabtu, 26 Maret 2011

Quantum Teaching, Pembelajaran yang Menyenangkan.

QUANTUM TEACHING 
1.      PENGERTIAN DAN LANDASAN 
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi manjadi cahaya, sedangkan teaching adalah pengajaran.   Jadi Quantum Teaching dapat diartikan sebagai orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalamdan sekitar moment belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan belajar siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah peserta didik menjadi cahaya yang bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.Quantum Teaching memberikan petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar. Quantum Teaching diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning, Multipel Intelegence, Experential Learning, dan Cooperative Learning.  Sebagai sebuah pendekatan belajar, Quantum Teaching menawarkan suatu sintesis dari hal-hal seperti cara-cara baru untuk memaksimalkan dampak usaha pengajaran melalui perkembangan hubungan, pegubahan belajar, dan penyampaian kurikulum. Pendekatan ini di bangun bedasarkan pengalaman delapan belas tahun dan penelitian terhadap 25000 peserta didik dan sinergi dengan pendapat ratusan pendidik.Quantum Teaching bersandar pada konsep ; Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Inilah asasatau landasan utama dibalik segala strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching. Segala hal yang dilakukan dalam kerangka Quantum Teaching, setiap interaksi dengan peserta didik, setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode instruksional di bangun atas prinsip bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Prinsip ini mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia peserta didik sebagai langkah yang amat penting.  

2.      PRINSIP-PRINSIP QUANTUM TEACHING 
Quantum Teaching memiliki lima prinsip, yaitu; 
Pertama, segalanya berbicara, termasuk lingkungan kelas, bahasa tubuh, desain pelajaran, dan lain-lain. Segalanya dalam lingkungan kelas hinggga bahasa tubuh anda, dari kertas yang anda bagikan hingga rancangan pelajaran anda mengirim pesan tentang belajar.Para guru harus menyadari dan memahami bahwa perasaan dan sikap peserta didik akan terlibat dan berpengaruh kuat terhadap proses pembelajaran. Untuk itu para guru harus dapat menciptakan kesenangan dalam proses pembelajaran, karena kesenangan dan kegembiraan dalam pembelajaran akan membuat peserta didik lebih mudah bahkan dapat mengubah sikap negatif dalam proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa seseorang akan belajar dengan segenap kemampuannya jika ia menyukai yang dipelajarinya dan merasa senang terlibat dalam hal tersebut.Gunakan afirmasi untuk menambah lebih banyak kegembiraan, menjalin hubungan serta menyingkirkan segala macam ancaman dari suasana belajar, seperti marah, mengejek atau mencemoohkan dan lain-lain. Karena ketika otak menerima ancaman dan tekanan, kapasitas saraf untuk berfikir rasional mengecil, akibatnya otak tidak dapat mengakses keterampilan berfikir tingkat tinggi dan kemampuan belajar peserta didik benar-benar berkurang. 
Kedua, segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam pengubahan anda mempunyai tujuan. 
Ketiga, pengalaman sebelum pemberian nama. Pengalaman menciptakan ikatan emosional dan peluang untuk pemberian makna atau penamaan. Pengalaman juga menciptakan pertanyaan mental yang harus di jawab, seperti mengapa? Apa? Jadi, pengalaman membangun keingintahuan peserta didik, menciptakan pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam benak mereka, membuat mereka panasaran, setelah itu baru anda memberi nama. Disamping itu otak kita berkemban dengan pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkanrasa ingin tahu. Oleh karena  itu proses pembelajaran yang paling baik terjadi setelah peserta didik mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk mereka pelajari. 
Keempat, akui setiap usaha. Setiap orang senang pengakuan. Menerima pengakuan membuat kita merasa bangga, percaya diri dan bahagia. Penelitian mendukung bahwa kemampuan peserta didik meningkat karena pengakuan pendidik. Peserta didik yang dibuat merasa tidak diterima dan tidak kompeten akan lambat memulihkan rasa percaya diri mereka. Oleh karena belajar mengandung resiko dan dengan belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan, maka saat mahasiswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Untuk itu kerja keras perlu dirayakan. Karena perayaan kerja keras akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggungjawab dan mengawali proses belajar mereka sendiri. Bila respon yang diterima menyenangkan, peserta didik akan cenderung mengulang respon tersebut karena ingin memelihara akibat yang menyenangkan. Bila respon itu kurang menyenangkan, peserta didik cenderung mencari jalan yang dapat mengurangi rasa tidak menyenangkan tersebut dengan cara menghindari respon yang sama atau melakukan prilaku lain. Implikasinya dalam kegiatan pebelajaran adalah perlunya pemberian umpan balik yang positif dengan segeraatas keberhasilan atau respon yang benar dari peserta didik dan peserta didik harus aktif membuat respon, bukan duduk manis mendengarkan saja. Dalam pengembangan kegiatan pembelajaran , hal ini diterapkan dalam bentuk pemberian latihan dan tes untuk dikerjakan peserta didik serta pemberian umpan balik segera terhadap hasilnya.   
Kelima, jka layak dipelajari, maka layak di rayakan. Setiap  kesuksesan dan langkah menuju kemenangan akan memacu peserta didik, jka langkah itu ditambatkan pada perayaan. Perayaan adalah “sarapan”  para juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi yang positif terhadap belajar. Disamping itu perayaan juga dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam belajar. Sebaliknya apabila keberhasilan peserta didik tersebut tidak dirayakan atau diperkuat dengan pemberian akibat yang menyenangkan maka kemampuan atau keterampilan yang baru  dikuasainya dapat hlang atau berkurang frekuensinya. Implikasi prinsip ini dalam pembelajaran adalah perlunya pemberian isi pelajaran yang berguna bagi peserta didik di luar ruang kelas damn memberika umpan balik berupa imbalan dan penghargaan terhadap keberhasilan peserta didik.Ada beberapa bentuk perayaan yang dapat dilakukan untuk menghargai kesuksesan peserta didik antara lain adalah tepuk tangan, ungkapan pujian, kejuatan, pengakuan kekuatan dan lain-lain.    

3.      Nilai-Nilai Quantum Teaching dalam Pengembangan Pembelajaran di Sekolah 
Nilai-nilai Quantum Teaching dalam pengembangan pembelajaran di sekolah dapat dilihat dari dua sisi, yaitu konteks dan isi. Dari sisi konteks, nilai-nilai Quantum Teaching dalam pengembangan pembelajaran di sekolah mencakup beberapa hal sebagai berikut; 
1.      Suasana yang memberdayakanSuasana yang memberdayakan berkaitan dengan bahasa yang dipilih, cara menjalin rasa simpati dengan peserta didik, dan sikap terhadap sekolah dan belajar.          
Untuk membangun suasana yang memberdayakan atau menggairahkan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu niat, hubungan, dan  kegembiraan.             
Pertama, niat kuat kepercayaan seorang guru akan kemampuan dan motivasi peserta didik melakukan yang terbaik. Sikap ini sangat berpengaruh terhadap iklim belajar dan hasil belajar peserta didik.            Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, guru harus menganggap atau memandang semua peserta didik merupakan siswa-siswa yang unggul, yang dapat mengembangkan potensi dirinya semaksimal mungkin. Guru tidak boleh memandang peserta didik bodoh. Karena keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya sangat berpengaruh kepada kemampuan diri itu sendiri.              
Kedua, hubungan. Utuk menarik keterlibatan peserta didik,  guru harus membangun hubungan dengan cara menjalin rasa simpati dan saling pengertian. Untuk itu, perlakukan peserta didik sebagai manusia sederajat, ketahuilah apa yang disukai oleh peserta didik, cara fikir mereka, perasaan mereka mengenai hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka, berbicaralah dengan jujur kepada mereka. Dengan menjalin rasa simpati dan saling pengertian ini dapat memudahkan pengelolaam kelas dan meningkatkan kegembiraan. 
Untuk itu guru perlu menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran, dengan cara menunjukkan hal-hal sebagai berikut. 
a.       Apa yang akan dikuasai oleh peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung
 b.      Bagaimana peserta didik menggunakan apa yang dikuasainya ke dalam kehidupan sehari-hari (Contextual Learning) 
c.       Bagaimana suatu yang dikuasainya itu dapat melengkapi, manambah, atau berintegrasi dengan apa yang telah dikuasai sebelumnya. Penjelasan ini penting artinya karena peserta didik akan belajar leih cepat dan mudah bila ia dapat mengintegrasikan suatu yang dipelajarinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimliki sebelumnya.
 d.      Bagaimana prosedur yang harus diikuti atau kegiatan yang harus dilakukan peserta didik agar ia mencapai tujuan pembelajarane.        
Bagaimana cara penilaian yang akan diberikan kepada peserta didik dalam pelajaran tersebut, atau apa keuntungan peserta didik bila ia mencapai tujuan pembelajaran tersebut. 
Ketiga, keriangan dan ketakjuban. Keriangan dan ketakjuban dapat membawa kegembiraan dalam proses pembelajaran, sehingga menjadi lebih menyenangkan dan santai. Menyenangkan berarti suasana kelas penuh diliputi suasana demokrasi. Peserta didik bebas menyampaikan gagasan-gagasan dalam berpendapat. Peserta didik tidak dliputi rasa takut dalam menyampaikan pertanyaan. Guru dalam merespon peserta didik senantiasa menanggapi dengan gaya dan bahasa yang penuh motivasi dan empati. 
1.Pembelajaran yang menyenangkan dan santai dapat membuat peserta didik siap belajar dengan lebih mudah dan bahkan dapat mengubah sikap negatif terhadap pelajaran yang diajarkan. 
2.      Lingkungan yang mendukung.Lingkungan kelas harus ditata dengan baik sehingga mendukung proses belajar yang menyenangkan, hidup dan penuh semangat. 
Lingkungan kelas seperti ini akan mempengaruhi kemampuan peserta didik untuk berkonsentrasi dalam menyerap informasi. Menata lingkungan kelas dapat dilakukan dengan membuat poster, pewarnaan, alat bantu dalam proses pembelajaran, susunan  bangku atau musik.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar