MUSICK

DVD

HARRY POTTER MOVIES

SOFTWARE

GAMES



MERAUP DOLLAR DI AWSURVEYS















ASEP UNANG FIRMANSYAH

Kamis, 10 Maret 2011

Investasi Perbankan









Menabung atau investasi di sektor perbankan merupakan pengetahuan yang dimiliki hampir oleh semua kalangan masyarakat. Sektor perbankan sempat menjadi idola dan pilihan masyarakat untuk menyimpan dana serta investasi untuk tujuan masa depan. Tapi begitu krisis melanda Indonesia, sektor perbankan terkena dampak yang sangat kronis.
Selama masa krisis banyak bank yang terkena likuidasi. Sampai saat ini sektor ini belum kembalai pulih seperti sebelumnya.
Menurut hemat kami, melihat serta mempelajari kembali berbagai produk atau jasa yang ditawarkan oleh sektor menjadi sangat dibutuhkan. Sehingga keputusan untuk investasi di sektor perbankan sesuai dengan tujuan serta tatanan keuangan keluarga yang telah dibangun.
”Pay yourself first” merupakan satu kalimat yang sangat erat hubungannya dengan keuangan keluarga khususnya dalam menabung untuk tujuan masa datang. Atau dalam bahasa yang simpel, menabunglah Anda sebelum Anda mengeluarkan untuk pengeluaran bulanan. Jadi di sini alokasi dana untuk menabung dikeluarkan di awal pendapatan gaji diperoleh sebelum gaji tersebut digunakan untuk kebutuhan keluarga setiap bulan.
Dengan begitu Anda tetap akan menyisihkan dana atau menabung walau terjadi perubahan keuangan keluarga. Dalam hal ini, paling tidak Anda mengusahakan untuk menyimpan 10 persen dari hasil gaji Anda ber-dua setiap bulannya.
Tabungan, Kebutuhan, dan Dana Darurat
Masyarakat Indonesia sudah sangat mengenal produk atau jasa tabungan yang ditawarkan oleh sektor perbankan. Tapi satu hal sering kali diabaikan oleh masyarakat kita adalah kegunaannya bagi keuangan keluarga. Atau mungkin juga mereka kurang memahami pentingnya produk tabungan ini bagi kelangsungan kehidupan keuangan keluarga.
Berbicara mengenai keuangan keluarga dan kaitannya dengan produk tabungan, ada dua hal yang menurut hemat kami sangat penting untuk dicermati. Melihat dari kebutuhan akan pengaturan keuangan keluarga, maka tabungan merupakan sarana untuk menyimpan maupun menginvestasikan dana Anda untuk tujuan atau kebutuhan jangka pendek.
Dalam hal ini kami mengaitkannya dengan kebutuhan akan dana untuk pengeluaran keluarga setiap hari dalam satu bulan selama satu tahun. Bila Anda mengikuti proses perencanaan khususnya perencanaan anggaran di mana Anda sudah mengalokasikan dan menganggarkan dana untuk semua kebutuhan keuangan keluarga, baik itu yang tetap maupun yang tidak tetap.
Tabungan bisa menjadi sarana menempatkan dana untuk hal ini. Karena kemudahan yang diberikan oleh produk ini dalam mencairkan dana Anda. Bank yang memiliki jaringan ATM yang luas memberikan kemudahan bagi Anda untuk mengambil dana untuk kebutuhan Anda setiap hari. Tapi banyak orang yang merasa dengan semakin luasnya jaringan ATM yang dimiliki bank akan menimbulkan pola keuangan konsumtif bagi mereka. Hal ini perlu dicermati dengan benar. Kaitannya dengan pola konsumtif, satu kata kunci yang dapat kami berikan adalah anggaran.
Bila Anda sudah mengalokasikan kebutuhan Anda dan keluarga selama satu bulan sampai akhir tahun, maka kemampuan Anda untuk tetap pada jalur anggaran yang telah Anda buat menjadi sangat penting. Terkadang motivasi pencapaian tujuan keuangan yang sangat diinginkan bagi keluarga bisa menjadi dorongan tersendiri. Jadi bisa disimpulkan bahwa tabungan bisa menjadi sarana menyimpanan dana untuk tujuan keuangan jangka pendek, yaitu memenuhi kebutuhan kehidupan keluarga selama satu bulan.
Hal selanjutnya berkaitan dengan tabungan adalah simpanan yang Anda alokasikan untuk keadaan darurat. Menyiapkan dana atau simpanan untuk kejadian yang tak terduga harus menjadi prioritas dalam sebuah perencanaan anggaran keuangan keluarga. Dana ini hanya dicairkan bila memang terjadi hal-hal yang tak terduga sehingga tidak mengganggu perencanaan alokasi investasi yang Anda lakukan guna tujuan keuangan yang lebih panjang. Misalkan saja mobil yang Anda miliki mengalami kecelakaan dan mengharuskan Anda untuk memperbaikinya.
Pos dana darurat dapat menjadi sumber pendanaan untuk hal ini. atau bila mengikuti anggaran keuangan keluarga selama satu tahun, maka terkadang dalam satu atau dua bulan Anda mengalami defisit, karena adanya kebutuhan pengeluaran yang harus dibayar setiap tahun seperti pajak mobil atau rumah. Atau Anda memiliki asuransi yang mengharuskan Anda membayar setiap tahun premi.
Bila terjadi kekurangan arus kas dalam bulan berjalan maka pos dana darurat dapat Anda cairkan untuk menutupi defisit pada bulan tersebut. Jadi kebutuhan ini memerlukan suatu produk yang memberikan tingkat likuiditas yang tinggi, karena kejadian tak terduga bisa datang kapan saja, sehingga mengharuskan Anda untuk mencairkan dana pada saat itu.
Dari berbagai buku keuangan keluarga, aturan besarnya pos dana darurat paling tidak antara 3-6 bulan biaya pengeluaran bulanan keluarga. Nilai pos ini bisa saja dialokasikan lebih besar karena hal-hal tertentu, misalkan Anda tidak mendapatkan gaji bulanan melainkan pendapatan dari proyek yang didapat setiap 3 bulan. Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pos dana darurat membutuhkan produk dengan tingkat likuiditas yang tinggi. Tabungan dalam hal ini dapat memberikannya.
Keuntungan Bunga Berbunga
Bila Anda memperhatikan berbagai tingkat bunga yang ditawarkan oleh sebuah bank, Anda perlu mencermati beberapa hal yang pertama adalah berdasarkan saldo apakah perhitungan dari bunga yang diberikan. Terkadang ada bank yang memperhitungkan bunga berdasarkan saldo terendah selama satu bulan atau menghitungnya berdasarkan saldo harian yang Anda miliki.
Karena perbedaan ini mengakibatkan perbedaan dalam jumlah bunga yang Anda proleh. Kemudian hal kedua adalah bunga mejemuk atau bunga berbunga yang diberikan diperhitungkan dalam periode harian, bulanan atau tahunan? Semua ini akan memberikan perbedaan dalam jumlah nilai bunga yang Anda dapatkan.
Untuk lebih mudahnya kami mencoba memberikan sebuah ilustrasi yang berkaitan dengan produk tabungan dengan perhitungan bunga majemuk (bunga berbunga). Sistem bunga majemuk berarti jumlah bunga yang didapat pada suatu periode akan menambah nilai saldo yang akan dijadikan basis perhitungan baru untuk periode berikutnya.
Bila Anda ingin menyimpan dana sebesar Rp 100 juta dalam bentuk tabungan dengan bunga tetap 12 persen dan akan tetap menyimpannya selama 5 tahun. Bila perhitungan bunga yang dilakukan oleh bank merupakan bunga majemuk tahunan (Compounded Annually) maka perhitungan nilai saldo yang Anda miliki 5 tahun mendatang menjadi Rp 176,234,168 [Rp 100 juta x (1+12%)5].
Tapi bila perhitungan yang dipakai oleh bank merupakan bunga majemuk setengah tahunan (Compounded Semi-Annually) maka saldo tabungan setelah 5 tahun akan menjadi Rp 179,084,770 [Rp 100 juta x (1+12%/2)5*2].
Dari hasil tersebut di atas terlihat jelas bahwa dengan perhitungan bunga dengan jumlah periode yang lebih banyak akan memberikan jumlah nilai bunga yang lebih besar pula. Bila perhitungan bunga majemuk memakai sistem bunga berbunga bulanan (Compounded mothly) maka hasil yang didapat akan lebih besar lagi, yaitu Rp.181,669,670 [Rp.100 juta x (1+12%/12)5*12]. Jadi Anda sebagai investor atau nasabah bank, sudah seharusnya Anda mencari tau bagaimana bank di mana Anda menempatkan dana Anda menghitung bunga tahunan.
Perhitungan ini menggunakan perhitungan nilai masa depan (future value). Di mana rumus dasar dari FV = PV x (1 + i)n. Bila perhitungan jumlah periode lebih banyak maka rumus tadi berubah menjadi FV = PV x (1 + i/m)n x m. Di mana FV adalah nilai masa depan. PV adalah nilai saat ini, i merupakan tingkat suku bunga yang diberikan. n adalah jumlah tahun dan m merupakan jumlah periode dalam pembungaan secara majemuk.
Deposito dan Keuangan Individu
Menempatkan dana dalam deposito berjangka memerlukan periode waktu tertentu mengendap di bank untuk memperoleh keuntungan bunga dalam jumlah tertentu. Peroide waktu itu biasanya, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun.
Pengambilan deposito yang belum jatuh tempo akan dikenai pinalti, berupa denda yang besarnya ditentukan oleh Bank. Likuiditas yang rendah ini diberi kompensasi bunga bank yang lebih tinggi. Biasanya semakin lama akan diberi bunga semakin tinggi.
Beberapa bulan belakangan ini trend tingkat suku bunga dari SBI menurun. Hal ini langsung berpengaruh terhadap perubahan tingkat suku bunga deposito berjangka. Satu hal yang cukup penting dalam penempatan dana di deposito adalah tingkat suku bunga.
Dalam trend suku bunga yang cenderung menurun, apakah bunga yang ditawarkan cukup dapat menggantikan tingkat likuiditas yang menurun dari deposito dibandingkan dengan tabungan. Tentunya bila Anda memperhatikan suku bunga deposito relatif lebih tinggi dari suku bunga tabungan.
Dalam hal ini deposito merupakan sarana investasi jangka menengah di mana Anda dapat menentukan sendiri jatuh tempo yang Anda inginkan. Penentuan jangka waktu sangat penting dalam investasi ini. Bila Anda sudah cukup memiliki dana dan ingin mendapatkan bunga tetap selama jangka waktu tertentu, produk deposito bisa menjadi pilihan. Tapi bila kebijakan investasi yang diinginkan adalah pengembangan dari dana awal, maka masih ada produk lain yang lebih memungkinkan Anda mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi dengan risiko yang tetap terukur.
Jenis deposito yang lain adalah deposito berjangka valuta asing. Bila Anda ingin menempatkannya di deposito dalam valuta asing, seperti dolar Amerika misalnya, tingkat suku bunganya juga sama dengan deposito rupiah di mana cenderung menurun. Saat ini kisaran bunga deposito valuta asing berkisar 4-7 persen p.a.
Dalam deposito berjangka valas yang perlu Anda perhatikan adalah perkiraan perubahan nilai tukar, tingkat bunga yang diberlakukan dan ”ongkos” keluar masuk deposito berjangka valas. Untuk suku bunga pilihlah bank yang menawarkan tingkat suku bunga tertinggi serta memiliki kinerja bank yang baik.
Sementara itu dalam kaitannya dengan nilai tukar mata uang, sejauh masih adanya tendensi dolar Amerika masih menguat (apresiasi), maka deposito berjangka valas masih layak untuk dipilih.
Yang menjadi perhatian utama dalam menempatkan dana dalam deposito berjangka valas, misalnya dolar Amerika adalah ”ongkos” keluar masuk deposito tersebut. Sebagai contoh, bila Anda ingin membuka deposito dolar AS tangal 10 Desember 1998, di mana nilai tukar rupaih terhadap dolar yang berlaku adalah Rp 6.700-Rp 7.000. Artinya, kalau Anda ingin membeli dolar maka Anda harus membayar Rp 7.000 untuk US$1.
Sedangkan bila Anda ingin mencairkannya atau menjual nilai tukar yang dipakai adalah Rp 6.700 untuk US$1. Inilah yang disebut ”ongkos” keluar masuk valuta asing. Jadi bila Anda ingin menempatkan US$ 10.000 maka Anda harus menyiapkan dana sebesar Rp70 juta. Setelah satu tahun, pada tanggal 10 Desember 1999, Anda ingin mencairkan deposito Anda dan mendapatkan US$ 10.000 x 7% =US$ 10.700. dalam kenyataan, Anda tidak selalu dapat menerima dalam satuan dolar AS.
Dengan kata lain Anda harus mencairkan dalam satuan rupiah dengan nilai tukar rupiah yang berlaku saat itu (10 Desember 1999). Bila nilai tukar rupaih yang berlaku saat itu adalah Rp 6.970-Rp 7.280, jadi Anda akan mendapatkan dana dalam rupiah sebesar Rp 74.579.000 (Rp 6970 x US$ 10.700) atau keuntungan yang Anda peroleh adalah sebesar Rp 4.579.000. Jadi walau nilai tukar dolar mengalami kenaikan dari Rp 6.700-Rp 7.000 menjadi Rp 6.970-Rp 7.280 akan tetapi bunga efektif yang Anda terima hanya sekitar 6.54 persen bukan lebih besar dari 7 persen.
Jadi hal ini harus Anda pertimbangkan dengan masak. Jangan sampai hal ini membuat Anda menjadi frustasi atau menyesal karena besarnya ”ongkos” yang harus dikeluarkan bila investasi dalam bentuk deposito berjangka valas. n
Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar